Jumat, 21 November 2008

Flash card

Bagaimana Flashcards dan Dotcards Mampu Meningkatkan Kecerdasan Anak

oleh : Taufan Surana

Setelah saya menulis artikel yang berjudul "MeningkatkanKecerdasan Anak Balita dengan Cepat dan Pasti !" di newsletterBabyBrain eZine edisi Bulan Mei 2002 (artikel selengkapnya bisadilihat di www.balitacerdas.com), banyak sekali yang memberikanresponse dengan pertanyaan, "Bagaimana mungkin flashcards dan dotcards bisa meningkatkan kecerdasan anak ?".Pertanyaan yang sangat wajar tentunya, karena penerapan permainanflashcards/dotcards di Indonesia masih di lingkungan yang sangat terbatas. (catatan: untuk selanjutnya, flashcards dan dotcards ditulis dengan "F/D")Jawaban langsung dan singkatnya adalah : Permainan F/D yang dilakukan dengan menunjukkan gambar secara cepat (1 gambar per detik) akan men-trigger OTAK KANAN untuk aktif menerima informasi yang muncul di hadapan mata.Mengapa harus otak kanan ?Untuk menjawabnya, kita perlu tahu dulu apa perbedaan fungsi otakkiri dan otak kanan.Tahun 1968, Dr. Roger Sperry pertama kali menemukan perbedaan fungsi
otak yang berbeda antara belahan kiri dan kanan. Secara garis besarnya,
fungsi yang dikendalikan oleh masing-masing belahan otak adalah sbb :OTAK KIRI mengendalikan : - pikiran sadar - analisa, logika, rasional - bahasaOTAK KANAN mengendalikan : - pikiran bawah sadar - emosi - kreatif, intuitifMungkin anda pernah mendengar dimana para ahli mengatakan bahwakita HANYA menggunakan 3% dari seluruh kemampuan otak.Mengapa ? Karena sebagian besar kemampuan otak terkunci di dalampikiran bawah sadar, yang merupakan bagian dari otak kanan.Jika dijabarkan lebih lanjut, otak kanan akan mengendalikan fungsi : - photographic memory - speed reading, listening - automatic mental processing - mass-memory - multiple language acquisition - computer-like math calculation - creativity in movement, music and art - intuitive insightAnda lihat, betapa powerfulnya kemampuan yang tersimpan di otakkanan, sementara hampir seluruh kehidupan kita, baik mulai darisekolah sampai dengan kegiatan sosial sehari-hari hanyamenekankan pada kemampuan otak kiri.Artinya, sistem pendidikan dan masyarakat saat ini hanyamenfokuskan pada kemampuan otak kiri saja. Perkembangan otakkanan seakan-akan ditinggalkan begitu anak masuk Sekolah Dasar.Anda lihat, begitu masuk SD, anak selalu dituntut untuk selaluberpikir logis, rasional, dst., yang merupakan sifat dari fungsiberpikir otak kiri.Jangan salah paham !Saya TIDAK mengatakan bahwa perkembangan otak kiri itu tidakdiperlukan. Kemampuan otak kiri yang baik SANGAT diperlukan.Tetapi, perkembangan otak kanan JANGAN sampai ditinggalkan !Artinya, kita perlu menyeimbangkan kemampuan kedua belahan otak,supaya kecerdasan anak berkembang dengan maksimal. Dan sebelumanak-anak kita terlanjur terjun ke dunia otak kiri di sebagianbesar hidupnya nanti, maka tugas kitalah untuk mengembangkan otakkanan anak.Banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan perkembanganotak kanan, antara lain yaitu image training (latihan imajinasi),visualisasi, dll., termasuk juga permainan F/D.Mengenai permainan dotcards, ada sebuah pertanyaan yang sangatsering ditanyakan, yaitu,
"Kita orangtua saja tidak bisa mengerti berapa jumlah dot yang
diatur secara acak itu. Bagaimana mungkin anak balita bisa
menerima dan mengerti ?".Disitulah perbedaan orang dewasa dengan anak balita. Kita orangdewasa sangat cenderung menggunakan otak kiri untuk menerimasegala informasi, sedangkan anak balita sangat mudah menerimainformasi dengan menggunakan otak kanannya.Contohnya, jika saya katakan no.telp. saya adalah 89678524,apakah anda langsung ingat sekarang ? Saya yakin sebagian besardari kita tidak akan ingat.Mengapa ? Karena kita menerima informasi tersebut dengan otakkiri yang kemampuan menyimpan memorinya sangat terbatas.Dr. Makoto Shichida, seorang spesialis perkembangan anak balita,dalam bukunya "Right Brain Education in Infancy" menjelaskansebuah hasil studi di Nippon Medical Center oleh Prof. Shinagawaterhadap seorang anak yang bernama Yuka Hatano.Yuka Hatano adalah seorang juara dunia menghitung cepat, yangmampu menghitung 16 digit soal LEBIH CEPAT daripada kalkulator !Ketika Yuka melakukan perhitungan tersebut, melalui "PET scan"terlihat bahwa yang mengendalikan fungsi otaknya adalah otakkanan bagian belakang.Itulah kehebatan dari otak kanan yang telah berkembang.Di sekolah Shichida, saya melihat bagaimana anak-anak SD mampumembaca 1 jilid buku hanya dalam waktu 3-5 menit saja, dan diatahu persis apa isi buku yg dibacanya. Menurutnya, dia sepertimemotret tiap-tiap halaman buku tsb, dan ketika ditanya, dia akanmembuka tiap-tiap halaman bukunya di dalam otaknya untuk mencarijawabannya dengan cepat.Jadi, mari kita berikan stimulasi-stimulasi kepada anak-anak kitasehingga perkembangan otaknya, baik kiri maupun kanan bisa tumbuhdengan seimbang.Jika anda belum pernah tahu apa itu flashcards atau dotcards, danbagaimana cara membuat dan menggunakannya, informasinya dapatsegera anda peroleh dengan cara mengirimkan email kosong ke :membaca@balitacerdas.com (untuk flashcards)matematika@balitacerdas.com (untuk dotcards)

Selamat Mencoba !
Waktu terpenting anak balita anda berjalan sangat cepat. Jangan sia-siakan
waktu ini...

Anak Membaca Ekspresi Wajah

Mengapa Anak Harus Mampu Membaca Ekspresi Wajah
oleh : Taufan Surana

"Di sebuah keluarga, Adi (usia 5 tahun) tiba-tiba melemparkan mainan
yang sedang dipegangnya, sehingga adiknya yang terkena lemparan
menangis keras. Mama Adi yang melihat hal ini langsung menunjukkan
ekspresi wajah yang sedih bercampur marah di depan Adi tanpa
mengatakan sepatah katapun. Tetapi Adi sama sekali tidak menunjukkan
rasa bersalahnya, dan tetap melemparkan mainannya kesana-kemari."

Apakah anda pernah melihat kejadian yang mirip dengan cerita diatas ?

Mengapa Adi bersikap seperti itu ?
Ternyata Adi tidak bisa memahami dengan baik apa maksud dari ekspresi
wajah Mamanya.

Pertanyaannya, perlukah anak seusia Adi mengerti apa maksud dari
setiap ekspresi wajah orang lain ?

Sebuah grup di Universitas Delaware mengadakan penelitian panjang
terhadap anak usia pra-sekolah (usia 5 tahun) selama 4 tahun. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak yang mampu memahami
ekspresi wajah orang lain dengan baik ternyata lebih jarang mengalami
masalah dalam perilaku sosial maupun gangguan belajarnya.

Inti dari penelitian ini adalah bahwa pemahaman emosional dan
kemampuan anak dalam mengatur emosinya sangat penting bagi anak
dalam menghadapi lingkungan sosialnya di masa depan. Istilah
populernya adalah, disamping IQ, EQ (Emotional Quotient / Kecerdasan
Emosi) juga merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung
kesuksesan anak di masa depan.

Adalah tugas kita sebagai orangtua untuk mengajarkan kepada anak kita
tentang cara mengungkapkan perasaan yang sedang dialami oleh anak,
dan mengenal nama dari perasaan tersebut. Dengan demikian anak akan
menjadi mengerti perasaan orang lain dari ekspresi wajahnya. Anak yang
tidak bisa mengungkapkan perasaannya cenderung untuk berperilaku
kasar dalam bentuk kekerasan seperti memukul, melempar, dsb.

Bagaimana cara mengajarkan hal ini kepada anak sejak dini ?

Banyak cara yang bisa dilakukan, misalnya adalah :

1.
Bercerita/mendongeng kepada anak tentang cerita yang berisi
berbagai ekspresi perasaan dari para pemeran dongeng tersebut.
Dalam bercerita ini anda perlu menunjukkan ekspresi tersebut
dengan sungguh-sungguh, sehingga anak dapat menangkap perasaan
yang ada di balik ekspresi wajah anda.
2.
Jika anda bisa menggambar berbagai ekspresi wajah seperti
tertawa, sedih, marah, dsb., anda bisa menggambarkannya di
setiap muka ujung jari, dan ketika mau tidur, anda bisa bercerita
sambil menunjukkan gambar tersebut. Setelah itu, anda tanyakan
kepada anak anda, misalnya, "Adi hari ini mengalami gambar yang
ada di jari mana ?".
3.
Dan masih banyak lagi...
Bagi yang belum pernah menerapkannya....
Selamat Mencoba !

Perkembangan Otak Anak

Hubungan antar sel-sel otak dibentuk dengan adanya saling

kirim-dan-terima signal. Signal yang berupa getaran aliran listrik

ini mengalir dari sel yang satu ke sel yang lainnya, dan dengan

bantuan zat kimia seperti serotonin, terbentuklah hubungan antara

sel-sel otak tersebut.



Rangsangan yang terus-menerus, yang anda berikan melalui

bentuk kegiatan yang berulang-ulang, akan semakin memperkuat

hubungan antar sel-sel otak.



Satu sel otak mampu membuat 15.000 hubungan dengan sel otak

yang lain. Hubungan yang sangat rumit inilah yang membentuk jaringan

antar sel-sel otak.




Pengalaman yang diterima oleh bayilah yang akan menentukan

bentuk jaringan di dalam otak.




Sejak bayi lahir, jaringan ini akan dibentuk dengan cepat sekali,

dan pada usia anak mencapai 3 tahun, otak anak anda akan

membuat kira-kira 1000 trilyun hubungan, dimana jumlah ini adalah

2 kali lipat dari jumlah hubungan jaringan otak pada orang dewasa.




Hubungan otak yang densitas/kerapatannya sangat tinggi ini akan

tetap dipertahankan sampai dengan umur 10 tahun.




Setelah itu, apa yang akan terjadi ?




Setelah anak menginjak usia 11 tahun, hubungan antar sel-sel otak

tersebut akan diseleksi secara alami, dimana hubungan yang sering

digunakan akan semakin diperkuat dan menjadi permanen,

sedangkan hubungan yang tidak pernah digunakan akan diputus/dibuang.




Disinilah pentingnya pengalaman pada usia awal/dini.




Disinilah peran orangtua akan sangat menentukan. Stimulasi yang anda

berikan kepada anak anda akan sangat menentukan apakah hubungan

antar sel-sel otak anak akan diperkuat atau justru diputus dan dibuang.
Related Posts with Thumbnails